A. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menganalisis silsilah keluarga untuk pola
dominan autosomal, menganalisis silsilah keluarga untuk pola resesif autosomal,
serta membandingkan ciri pola pewarisan antara dominan autosomal dan resesif
autosomal melalui silsilah keluarga.
B. Dasar Teori
Agar supaya pewarisan sifat keturunan yang terdapat
di dalam suatu keluarga dapat diikuti untuk beberapa generasi, maka perluh
sekali dibuat suatu diagram silsilah (Pedigree
chart), dari keluarga itu. Diagram silsilah yang pertama-tama dikenal
terbuat dari tanah liat, ditemukan di Iran dan diduga berasal dari tahun 3100
sebelum Masehi. Beberapa analisa tentang diagram silsilah pada manusia telah
dimulai pada akhir abad ke-19 oleh Francis Galton (Suryo, 2010).
Silsilah merupakan alat
yang paling banyak digunakan bagi penelitian dan gambaran pewarisan sifat-sifat
manusia dan standar simbol-simbol tertentu telah disusun oleh para ahli dalam
publikasinya. Untuk sebagian besar, kita akan menggunkaan silsilah mengenai
penyakit yang diturun temurunkan dari pada sifat-sifat normal, tiada karena
didapatkan lebih banyak dokumen mengenai silsilah penyakit dan kondisi
abnormal. Pentingnya peta silsilah tidak terbatas pada penentuan sifat genetis
suatu kondisi. Bila timbul kondisi yang tidak biasa dalam keluarga, khususnya
jika kondisi itu merugikan individual, pertanyaan pertama adalah apakah kondisi
itu diturunkan atau tidak (Anna, 1985).
Suatu silsilah adalah
pendataan sistematis (baik berupa kata-kata atau simbol) mengenai nenek moyang
individu tertentu, atau bias juga merupakan pohon keluarga untuk sejumlah besar
individu. Bisanya wanita dinyatakan dengan bulatan dan laki-laki dengan persegi
empat. Perkawinan ditunjukkan dengan garis-garis horsontal antara dua individu.
Keturunan dari suatu perkawinan dihubungkan oleh garis vertical pada garis
perkawinan. Tiap generasi ditempatkan pada suatu baris terpisah yang diberi
label angka romawi (William, 1991).
Pedigree atau dapat diterjemahkan sebagai 'Silsilah', adalah
catatan/ rekaman dalam bentuk diagram yang menunjukkan asal usul keturunan
suatu hasil pembiakan.Dalam bidang genetika, diagram silsilah digunakan untuk
melacak hal-hal seperti ciri spesifik, sifat bawaan, kelainan genetika dan
pewarisan penyakit pada suatu keluarga atau garis keturunan. Lambang-lambang
yang telah baku digunakan untuk menyatakan laki-laki, perempuan, perkawinan dan
keturunan. Perkawinan dinyatakan dengan garis penghubung horizontal antara
laki-laki dan perempuan, sedangkan keturunan diletakkan pada baris berikutnya
dengan susunan berurutan dari kiri ke kanan menurut tanggal kelahiran dan
dihubungkan vertikal ke garis perkawinan kedua orang tuanya. Pewarisan karakter
yang dipelajari dinyatakan dengan garis penghubung tebal, dan ketidakhadiran
karakter ditunjukkan dengan simbol terbuka (Sinta,
2011).
C. Metode Praktikum
Adapun metode praktikum pada
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Alat
dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
data keluarga masing-masing praktikan untuk sifat telinga menggantung dan data
keluarga masing-masing praktikan untuk sifat lidah melipat.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah mistar dan ketas.
2. Cara
kerja
Adapun cara kerja pada praktikum
ini yaitu:
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan di gunakan
dalam praktikum.
2. Menyusun
data masing-masing ke dalam bentuk silsilah keluarga.
3. Mengumpulkan
silsilah-silsilah keluargan antara anggota kelompok.
4. Mengelompokkan
silsilah keluarga untuk sifat dominan autosomal dan silsilah keluarga untuk
sifat resesif autosomal.
5. Mengamati
dan menganalisis pewarisan untuk sifat dominan autosomal pada kelompok silsilah
dominan autosomal.
6. Mengamati
dan menganalisa pewarisan untuk sifat resesif autosomal pada kelompok silsilah
resesif autosomal.
7. Membandingkan
dan menganalisa antara silsilah dominan autosomal dan silsilah resesif
autosomal.
3. Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini
yaitu :
Hari/ Tanggal : Rabu/ 16 Jannuari 2013
Pukul : 13.00 – 15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi lantai II
Fakultas Sains
dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Samata-Gowa.
D. Hasil pengamatan
Adapun
hasil pengamatan adalah sebagai berikut:
a. Dominan
Autosomal
1. Uswatul
hasanah
2. A.
Nurfadhillah
3. Abd
Rukman
4. Lutfiah
rahim
5. Firmansyah
b. Resesif
Autosomal
1. Uswatul
hasanah
2. A.
Nurfadhillah
3. Abd
rukman
4. Lutfiah
rahim
5. Firmansyah
Keterangan
:
Telinga Menggantung
laki-laki
Telinga
Menggantung perempuan
Telinga Menempel
laki-laki
Telinga Menempel
perempuan
Lidah Melipat
laki-laki
Lidah Melipat perempuan
Lidah
tidak melipat laki-laki
Lidah tidak melipat
perempuan
E. Pembahasan
Sebuah silsilah (pedigree) adalah daftar sistematik
(baik berupa tanda atau simbol) nenek moyang suatu individu tertentu atau biasa juga merupakan “pohon
keluarga” bagi banyak individu. Sudah menjadi kebiasaan untuk melambangkan
perempuan atau betina dengan lingkaran sedang laki-laki dengan kotak.
Perkawinan ditunjukkan sebagai garis horizontal antara dua individu.
Praktikum
ini analisis pedigree merupakan analisis silsilah keluarga yang memiliki tujuan
untuk menganalisis pewarisan suatu sifat yang terdapat pada manusia, pola
pewarisan sifat pada manusia terutama penyakit menurun. Pertimbangan terdapat pewarisan
dalam silsilah keluarga yang mudah diamati antara pola pewarisan dominan
autosomal dan pola resisif autosomal. Salah satu sifat pewarisannya dominan
autosomal yaitu bentuk telingga yang menggantung. Dan sifat kemampuan adalah
lidah yang dapat melipat.
Pada
praktikum dilakukan uji telinga mengantung dan lidah melipat dalam satu
kelompok hal ini terjadi karena adanya penentuan seks pada makhluk hidup yang
ditentuka oleh kromosom seksnya. Terdapat beberapa macam cara yang digunakan
untuk menetukan jenis kelamin makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya.
Kromosom seks pada manusia juga memiliki banyak gen, khususnya pada kromosom X.
Cara pewarisan sifatnya sama dengan pewarisan yang lain. Namun perlu diketahui
bahwa alel terpaut seks dari seorang ayah akan diwarisakan kepada seluruh
anakan perempuannya, tetapi anak laki-lakinya tidak akan memperoleh satupun
dari alel tersebut. Selain gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin dikenal pula
gen-gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, tetapi salah satu jenis kelamin
menampakkan ekspresi yang lebih besar dibandingkan dengan jenis kelamin
lainnya. Keadaan yang demikian disebut sex
influence genes atau biasa disebut dengan gen yang dipengaruhin jenis
kelamin.
Adapun pembahasan dari setiap individu yaitu:
1. Uswatul hasanah
Pada praktikum
ini dilakukan untuk pola pewarisan dominan autosomal dan pola resesif
autosomal. Salah satu sifat pewarisannya dominan autosomal yaitu bentuk telinga
yang menggantung. Dan sifat kemampuan adalah lidah yang dapat melipat. Pada uji
dominan autosomal yaitu bentuk telinga yang menggantung pada silsilah keluarga
uswatul hasanah adalah dominan heterozigot dimana dalam silsilah keluarganya
lebih banyak yang telinga menempel (Dominan heterozigot) dibandingkan yang
telinga menggantung (Dominan homozigot). Jadi dapat dikatakan bahwa penelitian
tersebut tidak sesuai dengan teori dimana dalam teori menyatakan bahwa pada
telinga yang menggantung ditentukan oleh gen dominan pada autosom. Sedangkan
pada pola resesif autosomal yaitu lidah yang dapat melipat pada keluarga
uswatul hasanah adalah resesif, hal tersebut sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa pada lidah yang melipat ditentukan oleh gen resesif pada
autosom.
2. Andi Nurfadhilah
Pada uji dominan autosomal yaitu bentuk telinga yang
menggantung pada silsilah keluarga Andi Nurfadhilah adalah dominan. Jadi dapat
dikatakan bahwa penelitian tersebut sesuai dengan teori dimana dalam teori
menyatakan bahwa pada telinga yang menggantung ditentukan oleh gen dominan pada
autosom. Sedangkan pada pola resesif autosomal yaitu lidah yang dapat melipat
pada keluarga Andi Nurfadhilahadalah resesif, hal tersebut sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa pada lidah yang melipat ditentukan oleh gen resesif pada
autosom.
3. Abd Rukman
Pada uji dominan autosomal yaitu bentuk telinga yang
menggantung pada silsilah keluarga Abd Rukman adalah dominan heterozigot dimana
dalam silsilah keluarganya seimbang antara telinga menempel (Dominan
heterozigot) dengan telinga menggantung (Dominan homozigot). Jadi dapat
dikatakan bahwa penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori dimana dalam
teori menyatakan bahwa pada telinga yang menggantung ditentukan oleh gen
dominan pada autosom. Sedangkan pada pola resesif autosomal yaitu lidah yang
dapat melipat pada keluarga Abd Rukman adalah resesif heterozigot, dimana dalam
silsilah keluarganya seimbang antara lidah tidak bisa melipat (Resesif
heterozigot) dengan lidah melipat (Resesif homozigot). Jadi dapat dikatakan
bahwa penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori dimana dalam teori
menyatakan bahwa pada lidah melipat ditentukan oleh gen resesif pada autosomal.
4. Lutfiah Rahim
Pada uji dominan autosomal yaitu bentuk telingga yang
menggantung pada silsilah keluarga Lutfiah Rahim adalah dominan heterozigot
dimana dalam silsilah keluarganya lebih banyak yang telinga menempel (Dominan
heterozigot) dibandingkan yang telinga menggantung (Dominan homozigot). Jadi
dapat dikatakan bahwa penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori dimana
dalam teori menyatakan bahwa pada telinga yang menggantung ditentukan oleh gen
dominan pada autosom. Sedangkan pada pola resesif autosomal yaitu lidah yang
dapat melipat pada keluarga Lutfiah Rahim adalah resesif, hal tersebut sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa pada lidah yang melipat ditentukan oleh gen
resesif pada autosom.
5. Firmansyah
Pada praktikum ini dilakukan untuk pola pewarisan dominan
autosomal dan pola resesif autosomal. Salah satu sifat pewarisannya dominan
autosomal yaitu bentuk telinga yang menggantung. Dan sifat kemampuan adalah
lidah yang dapat melipat. Pada uji dominan autosomal yaitu bentuk telinga yang
menggantung pada silsilah keluarga Firmansyah adalah dominan heterozigot dimana
dalam silsilah keluarganya lebih banyak yang telinga menempel (Dominan
heterozigot) dibandingkan yang telinga menggantung (Dominan homozigot). Jadi
dapat dikatakan bahwa penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori dimana
dalam teori menyatakan bahwa pada telinga yang menggantung ditentukan oleh gen
dominan pada autosom. Sedangkan pada pola resesif autosomal yaitu lidah yang
dapat melipat pada keluarga Firmansyah adalah resesif, hal tersebut sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa pada lidah yang melipat ditentukan oleh gen
resesif pada autosom.
Dengan demikian,
pedigree
dapat diterjemahkan sebagai silsilah adalah catatan atau rekaman dalam bentuk
diagram yang menunjukkan asal usul keturunan suatu hasil pembiakan. Dalam genetika, diagram
silsilah digunakan untuk melacak hal-hal seperti ciri spesifik, sifat bawaan,
kelainan genetika dan pewarisan penyakit pada suatu keluarga atau garis
keturunan.
F.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu pada analisa
silsilah keluarga untuk pola dominan autosomal hanya terdapat pada keluarga A.
Nurfadhilah dan yang lainnya adalah tidak dominan autosomal. Sedangkan untuk
analisa silsilah keluarga pada pola resesif autosomal terdapat pada keluarga
Uswatul hasanah, Lutfiah Rahim, Firmansyah dan A. Nurfadhillah dan pada
keluarga Abd Rukman tidak resesif autosomal. Pada dominan autosomal memberikan
ciri dimana telinga menggantung sedangkan pada resesif autosomal cirinya adalah
lidah melipat.
G. Daftar Pustaka
Anna
C. Pai, Dasar-Dasar Genetika. Jakarta
: PT. Glora Aksara Pratama, 1985.
Sinta.
Pedigree. Sincablog, http:// blogspot.com (Diakses pada tanggal 17
Jannuari 2013).
Suryo. Genetika Manusia. Yogyakarta : UGM Press, 2010.
William D Stansfield. Genetika Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga,
1991.
ALEL GANDA
A. Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan golongan darah masing-masing
praktikan serta mengamati reaksi antigen dan antibodi (serum darah).
B. Dasar Teori
Sistem-sistem genetik yang selama ini diajukan
dibatasi sampai pada satu pasang alel. Jumlah sel maksimum pada suatu lokus gen
yang dimiliki setiap individu adalah dua, satu pada satiap kromosom homolog.
Bila kita mendengar kata alel, maka dalam pikiran kita selalu terbayang
sepasang gen yang terdiri dari 2 anggota, yang masing-masing terletak pada
lokus yang sama dalam pasangan kromosom yang homolog. Letak gen pada kromosom
dikenal dengan istilah Lokus. Seperti kita ketahui variasi-variasi baru terjadi
karena timbulnya mutasi gen. Tetapi gen yang bermutasi tidak selalu
menghasilkan varian yang sama. Misalnya gen A bermutasi menjadi a1,a2 atau a3,
yang masing-masing menghasilkan fenotipe yang berlainan. Dengan demikian mutasi
gen A dapat menghasilkan 4 maacam varian,sedangkan anggota alelnya bukan hanya
2, tetapi ada 4 yaitu A,a1,a2 dan a3. satu pasang alel, maka disebut alel
ganda. Contoh alel ganda yang sudah banyak dikenal ialah sistem golongan darah
ABO pada manusia (Suryo, 2008).
Alel
ganda (multiple alleles) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.
Pada manusia, hewan dan tumbuhan dikenal
beberapa sifat keturunan yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Golongan
darah ABO yang ditemukan oleh Landsteiner pada tahun 1900 dan faktor Rh yang
ditemukan oleh Landsteiner bersama Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan oleh
alel ganda. Untuk golongan darah tipe ABO misalnya, dikenal oleh alel ganda IA,
IB, dan i. Sebagaimana kita ketahui bahwa pengertian alel ganda ialah bahwa
dalam suatu populasi individu jumlah jenis alel pada suatu lokus terdapat lebih
dari dua. Contoh yang sudah cukup luas dikenal ialah golongan darah pada
manusia (Hartati, 2002).
Darah
adalah cairan
yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia
hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus
atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani
haima yang berarti darah
(Mushawir, 2008).
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi
utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh
tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat
sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari
sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah manusia berwarna merah,
antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan
oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory
protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat
terikatnya molekul-molekul oksigen (Yasa, 2009).
C. Metode Praktikum
Adapun metode praktikum pada
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Alat
dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
serum α, serum β, kapas dan alkohol.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah gelas preparat dan lancet.
2. Metode
praktikum
Adapun metode praktikum yaitu:
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Menekan
lancet pada ujung jari, kemudian memencet ujung jari untuk mengeluarkan
darahnya.
3. Menitikkan
darah di dua bagian tempat di permukaan gelas preparat.
4. Pada
titik pertama meneteskan serum A dan pada titik kedua meneteskan serum B.
5. Memperhatikan
penggumpalan yang mungkin terjadi pada salah satu titik atau dikedua titik atau
malah tak terjadi penggumpalan.
6. Membuat
analisis dan kesimpulannya.
3. Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini
yaitu :
Hari/ Tanggal : Rabu/ 16 Jannuari 2013
Pukul : 13.00 – 15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi lantai II
Fakultas Sains
dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa.
D. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan
pada praktikum ini yaitu:
a. Data
kelompok
Tabel
1 Daftar golongan darah kelompok I
No
|
Nama
|
Golongan
darah
|
|
Antibodi
|
||||
|
A
|
B
|
AB
|
O
|
|
α
|
β
|
|
1
|
Uswatul
hasanah
|
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
2
|
Lutfiah
rahim
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
3
|
Abd
Rukman
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
4
|
Firmansyah
|
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
5
|
A. Nurfadhillah
|
|
|
|
ü
|
|
|
b. Data
kelas
Tabel
2 Daftar lengkap golongan darah
No
|
Nama
|
Golongan darah
|
|
Antibodi
|
||||
A
|
B
|
AB
|
O
|
|
α
|
β
|
||
1
|
Abd Rukman
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
2
|
A. Nurfadhillah
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
3
|
A.Te’ne Hasriana
|
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
4
|
Asbar Hamzah
|
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
5
|
Uswatul hasanah
|
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
6
|
Ayu Lestari
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
7
|
Devi Armita
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
8
|
Fatimasari
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
|
9
|
Firsmansyah
|
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
10
|
Hafizah Al-amamah
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
|
11
|
Hajrah
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
|
12
|
Muh. Aldi
|
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
13
|
Ika Wardani
|
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
14
|
Ija Mustika Sari
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
15
|
Irda
|
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
16
|
Indrawati Sahabaa
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
17
|
Harlina
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
|
18
|
Hasmawati
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
|
19
|
Lutfiah Rahim
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
20
|
Hastina
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
|
21
|
Hasna D
|
ü
|
|
|
|
Menggumpal
|
|
|
22
|
Muh Alamsyah
|
|
|
|
ü
|
|
|
E. Pembahasan
Darah
tersusun atas plasma dan sel darah. Sel darah mencakup eritrosit, leukosit, dan
trambosit. Plasma darah mengandung sekitar 90% air dan berbagai zat terlarut
atau tersuspensi didalamnya. Zat tersebut dapat berupa protein plasma, sari
makanan, berbagai ion, bahan yang di buang di dalam tubuh, dan bahan lain yang
biasanya terdapat dalam darah seperti hormon, gas, respiratori, vitamin, dan
enzim. Darah yang terdapat dalam tubuh khususnya diarteri warnanya merah muda,
sedangkan yang terdapat divena warnanya
merah tua. Jumlah darah tergantung dari jenis hewan, pada manusia jumlah
darah adalah 5-8% berat badan atau 5600 ml pada orang yang beratnya 70 kg.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merahnya. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah ABO dan
Rhesus (faktor Rh). Golongan darah seseorang ke dalam tubuh orang lain melalui
pembuluh darah vena.
Alel ganda (multiple alleles) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.
Pada manusia, hewan dan tumbuhan dikenal
beberapa sifat keturunan yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Untuk
golongan darah tipe ABO misalnya, dikenal oleh alel ganda IA, IB, dan i.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pengertian alel ganda ialah bahwa dalam suatu
populasi individu jumlah jenis alel pada suatu lokus terdapat lebih dari dua.
Contoh yang sudah cukup luas dikenal ialah golongan darah pada manusia. Golongan
darah manusia adalah herediter (keturunan), gen untuk golongan darah ini,
ditentukan oleh alel ganda, dan berhubungan dengan itu, maka seseorangg
mempunyai arti penting dalam kehidupan.
Jika
seseorang dengan golongan darah A, berarti dalam membran eritrositnya
mengandung antigen tipe A. Sel darah seseorang yang bergolongan B mengandung
antigen tipe B. Seseorang dengan golongan darah AB, memiliki antigen A dan B,
dan seseorang dengan golongan darah O pada membrane eritrositnya tidak
mengandung antigen sama sekali.
Antibodi
lawan antigen A tidak terdapat dalam plasma darah orang bergolongan darah A,
namun terdapat dalam plasma darah orang bergolongan darah B, dan sebaliknya.
Jadi plasma darah golongan darah A mengandung antibody anti-B, plasma darah
golongan darah B mengandung antibody anti-A; plasma darah golongan darah AB
tidak mengandung antibody anti-A dan anti-B; dan plasma darah golongan darah O
mengandung antibodi anti-A maupun anti-B.
Berdasarkan
hasil penggolongan darah diperoleh:
a)
Mahasiswa yang mempunyai golongan darah
A ada tujuh orang dengan Rh pada tujuh orang tersebut adalah positif (+). Darah
yang ditetesi antibodi A akan menggumpal yang menandakan bahwa orang tersebut
memiliki golongan darah A sedangkan darah yang diteteskan antibodi B tidak
menggumpal. Untuk Rh yang mempunyai tanda positif (+) berarti memiliki sistem
kekebalan yang baik. Golongan darah A mempunyai antigen A.
b)
Mahasiswa yang mempunyai golongan darah
B ada tujuh orang dengan Rh yang semuanya positif (+). Darah yang ditetesi
antibodi A tidak akan menggumpal sedangkan darah yang diteteskan antibodi B
akan menggumpal yang menandakan orang tersebut mempunyai golongan darah B. Kedelapan
mahasiswa ini memiliki Rh positif yang menandakan mereka memiliki sistem
kekebalan yang baik. Golongan darah B mempunayai antigen B.
c)
Tidak ada mahasiswa yang memiliki
golongan darah AB. Menurut teori darah yang mempunyai antigen A dan antigen B
jika diteteskan antibodi A dan antibodi B akan memggumpal. Golongan darah AB
dapat menerima semua donor golongan darah tetapi hanya dapat mendonorkan
darahnya ke sesamanya.
d)
Mahasiswa yang mempunyai golongan darah
O ada delapan orang dengan Rh yang semuanya positif (+). Darah yang ditetesi
antibodi A dan B tidak akan menggumpal yang menandakan orang tersebut mempunyai
golongan darah O. Kedelapan mahasiswa ini memiliki Rh positif yang menandakan
mereka memiliki sistem kekebalan yang baik. Golongan darah O mengandung
antibodi anti-A maupun anti-B.
F.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu Uswatul
hasanah dan Firmansyah bergolongan darah B dimana antibodinya adalah β dan
antigennya α, Lutfiah Rahim, A. Nurfadhilah dan Abd Rukman bergolongan darah O,
dimana memiliki antigen α dan β serta antibodinya tidak ada.
G. Daftar Pustaka
Hartati, Rekayasa Genetika. Malang : UMM Press,
2002.
Mushawir,
Taiyeb. Fisiologi Hewan. Makassar :
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin, 2008.
Suryo. Genetika Strata 1. Yogyakarta : UGM
Press, 2008.
Yasa.
Sistem Peredaran Darah Manusia. Blog Yasa. http://yasanet. blogspot. com/ 2009
_10_01_archive.html (Diakses pada tanggal
18 Jannuari 2013).
Lampiran
Analisis
Data golongan darah
Golongan darah A = Jumlah mahasiswa golongan darah
A x 100%
Jumlah
mahasiswa
=
7 x 100%
22
= 31,81%
Golongan darah B = Jumlah mahasiswa golongan darah
B x 100%
Jumlah
mahasiswa
= 7 x 100%
22
= 31,81%
Golongan darah O = Jumlah mahasiswa golongan darah
O x 100%
Jumlah
mahasiswa
= 8 x 100%
22
= 36,36%
Golongan darah AB = Jumlah mahasiswa golongan darah
AB x 100%
Jumlah
mahasiswa
= 0 x 100%
10
=
0%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar